Belajar Hidup Dari Realitas Kehidupan
Belajar
Hidup Dari Realitas Kehidupan
Cerita
hidup dari masa lalu sampai sekarang sama saja, tetapi tidak seorang pun yang
mampu belajar dari cerita hidup tersebut. Setiap orang harus melewati ujian
hidup untuk bisa belajar darinya, itu pun kalau dirinya sadar dan intropeksi
diri.
Hidup
bagaimana cara pandang kita melihat realitas kehidupan yang ada secara benar,
kebenaran itu berangkat dari sudut pandang yang tepat dan cara berfikir yang
benar, tetapi sayangnya setiap orang bisa memiliki cara pandang yang berbeda.
Apa yang menurut orang tua baik, belum tentu yang terbaik buat anaknya..
Hidup
cara pandang kita sebagai manusia, seharusnya kita patut bersyukur kepada Tuhan
Yang Maha Esa atas karunia-Nya kita diciptakan dengan sempurna tanpa kekurangan
suatu apapun, masih banyak di luar sana yang masih kurang beruntung. Semua
kejadian kita petik sebagai hikmah untuk pelajarn hidup yang lebih baik lagi
untuk kedapannya.
Cara
pandang mengenai Materialisme adalah paham dalam filsafat yang menyatakan bahwa
hal yang dapat dikatakan benar-benar ada adalah materi. Pada dasarnya semua hal
terdiri atas materi dan semua fenomena adalah hasil interaksi material.
Materialisme tidak mengakui entitas-entitas nonmaterial seperti roh, hantu,
setan, dan malaikat. Tidak ada tuhan atau dunia adikodrati. Realitas
satu-satunya adlaah materi dan segala sesuatu merupakan manifestasi dari
aktivitas materi.
Pada
kenyataannya manusia diciptakan adalah untuk menjadi khalifah di bumi
derajatnya melebihi makhluk-makhluk yang lain seperti malaikat, jin, tumbuhan,
hewan dan lain-lain. Tentu kita menyakini bahwa manusia hidup di bumi sebagai
penyeimbang di alam semesta dan percaya adanya makhluk lain selain kita , hal
itu tertera dalam al quran sebagai buku pedoman hidup orang islam. Di bum yang
kita tempati sekarang ini banyak terjadi perubahan baik itu itu yang ada di
alam maupun perubahan tentang moral etika kita sebagai makhluk hidup, bahwa
kita sebagai manusia harusnya paham dan mengerti bahwa manusia sebagai makhluk social
tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan alam dan etika bagaimana menjaga alam
yang baik. Nah tentu bsa direnungkan bahwa di bumi ini segala sesuatu yang
terjadi tentu ada sebab dan akibat dan kita harus meyakini bahwa hidup yang
kita jalani hasil dari buah tanam kita jika yang kita lakukan baik maka hasil
yang dipetik pun akan baik pula.
Aushof Ivan zhayoga Melinda p Yuliana puspitasari Farida widyastutik Tegar Elisa Dhanang Garda prakasa Intan nirma pertiwi Ulfah fitria setyani Riska safitri Putru wahyuning Julian indah Istikholah Nur afidah Rista kharisma Dwi novita Dhita fajar setyarini Rischa dwi airianti Mar'tush sholichah Mas amah tul islami Estima titi hapsari Deodora adesita Anggita nurohmah Nurul arifah Hanif faizah Nurul khoimah Nidha nur latifah Lisa ariana dewi Izmia k Anditasari
Aushof Ivan zhayoga Melinda p Yuliana puspitasari Farida widyastutik Tegar Elisa Dhanang Garda prakasa Intan nirma pertiwi Ulfah fitria setyani Riska safitri Putru wahyuning Julian indah Istikholah Nur afidah Rista kharisma Dwi novita Dhita fajar setyarini Rischa dwi airianti Mar'tush sholichah Mas amah tul islami Estima titi hapsari Deodora adesita Anggita nurohmah Nurul arifah Hanif faizah Nurul khoimah Nidha nur latifah Lisa ariana dewi Izmia k Anditasari
Komentar
Posting Komentar