Pendidikan di Indonesia


Pendidikan di Indoneisa
            Dalam dunia pendidikan tentu kita mengenal dengan tokoh Ki Hajar Dewantara, yaitu tokoh filsuf mengenai pendidikan, hal ini dapat kita petik bahwa Ki Hajar Dewantara sebagai cerminan pendidikan di Indonesia. Tentu kita mengetahui tokoh dunia seperti contohnya Edwin Guthrie, Skinner, Jean Piaget, Maslow dan masih banyak lagi. Tetapi kita tidak boleh melupakan tokoh yang sangat berperan pentik dalam pendidikan di indonesia dan kita tidak boleh dikatakan sebagai bangsa yang melupakan, dalam arti melupakan tokoh-tokoh penting yang ada di Indonesia. Kita mempunyai tokoh lokal yang berfikir secara global kemudia berprilaku  lokal.
            Dari beberapa penelitian melakukan penelitian di Negara Finlandia, bahwa di sana Profesor sudah terbiasa mengajar di TK/PAUD, mungkin kalau di Indonesia merasa gengsi bahwa seoarang lulusan S3 mengajar di TK/PAUD. Ternyata di Finlandia berfikir filsafatnya sama dengan tokoh Ki Hajar Dewantara, titik balik bahwa Ki Hajar Dewantara tokoh yang sangat berpengaruh. Kita harus bangga mempunya tokoh Indonesia yang mendunia.
            Dalam fenomena sekarang banyak pendatang yang missal tinggal di daerah A atau daerah B, yang berfikir bahwa semakin tinggi pendidikan yang kita jalani kita melupakan adat istiadat daerah yang kita datangi, jangan menganggap masyarakat bodoh, jangan mengajari masyarakat tetapi yang benar adalah belajar dari masyarakat belajar dari pola prilakau yang berkembang dan turun temurun pada masyarakat tersebut. Sebagai contoh yaitu mempelajari Al Qur’an tetapi lebih bijaknya adalah belajar dari Al’Quran. Karena fenomena sekarang banyak orang yang secara mendadak menjadi agamawan, tentu hal itu bagus tetapi jangan menjadikan agama itu sebagai ajang adu domba misalnya dalam kasus yang lagi hangat-hangatnya tahun Pemilu 2019 Capres dan Cawapres.
            Pendidikan Nasional, itu lahir dari rasa kemerdekaan itu adalah memahami batas-batas, kemudian diperkuat oleh tokoh Cak Nun bahwa sama mengatakan kemerdekaan adalah memahami batas-batas. Sebagai contoh seorang pemain bola dia tahu pemain bola mau bebas menendang bola sesuka dia dan melakukan apa yang di amau tetapi memahami batas-batas seperti aturan-aturan dari Wasit.
            Manusia diciptakan tapi ada batasan dan berfikir tidak boleh memutlakan sesuatu yang terbatas, dan mempunyai kesadaran. Yaitu :
1.      Memahami diri sendiri.
2.      Tidak bergantung orang lain.
3.      Dapat mengatur diri sendiri.




Link blog filsafat 7D
Aushof
Danang
Yuliana pusoitasari
Rista karisma
Ivan zhayoga
Anditasari
Riska safitri
Farida widyastutik
Dwi novita
Istikholah
Lisa ariana dewi
Intan nurma p.
Garda perkasha 
Dhita fahar setyarini
Nidha nur larifah
Mas amah tul islami
Nur afidah
Hanif faizah
Julian indah 
Melinda pangestika
Mar'tus solichah
Putri wahyuning
Ahmad sholeh
Nur khoimah 
Ulfah fitria setiyani
Nurul arifah
Rischa dwi arianti
Fita fatimatu
Deodora adesita
Anggita nurohmah
Estima titi hapsari
Ika suryani setyaningsih

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mbah Kita KI HAJAR DEWANTARA